Kehamilan adalah fase yang harus disenangi oleh setiap wanita. Sifat menyenangkan ibu hamil tidak hanya menjaga kesehatannya tapi juga kesehatan kehidupan di dalam rahimnya. Setiap saat dan setiap aktivitas mempengaruhi bayinya. Dalam periode sembilan bulan, dia mengalami emosional.
Itu bisa membuatnya bahagia, sedih, emosional dan bahkan marah. Dia tidak hanya melalui fase ini, namun sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa wanita hamil juga menderita ‘baby-brain’. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil mungkin mengalami kelupaan.
Mereka juga bisa menderita kekurangan kognitif dan dampaknya biasanya hanya terlihat pada mereka saja.
Gejala yang paling umum dari ‘baby-brain’ adalah ketidaksadaran dan kesulitan yang meningkat dalam berfokus pada fokus saat menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Studi juga mengamati bahwa fungsi kognitif di antara wanita hamil lebih rendah daripada wanita lainnya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Australia, “Fungsi kognitif umum, memori, dan fungsi eksekutif berkurang secara signifikan selama trimester ketiga kehamilan, namun tidak selama dua trimester pertama.
Studi longitudinal menemukan penurunan antara trimester pertama dan kedua pada fungsi kognitif dan memori umum, namun tidak di antara trimester kedua dan ketiga. ”
Perubahan biasanya akibat perubahan kadar hormon. Saat Anda sedang hamil, plasenta Anda mengeluarkan zat yang disebut sebagai PEG3 (protein gen 3 yang dinyatakan secara patologis). Zat ini mempengaruhi otak calon ibu, yang juga memperparah perilaku ibu.
Namun, meskipun ada penurunan keterampilan kognitif seorang wanita, dalam kasus maksimal mereka biasanya melakukan fungsi sehari-hari mereka. Biasanya, hanya wanita hamil yang memperhatikan perubahan ini. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang menderita baby-brain menjadi lebih sensitif seperti suara tertentu. Hal seperti ini normal untuk mengalami ‘baby-brain’ selama kehamilan karena semua perubahan ini mempersiapkan Anda untuk fase penting yang akan datang dalam hidup Anda.