Perbedaan Membaca Hadis dan Al Quran yang Perlu Kalian Tahu

Posted on

Mungkin ada dari kalian yang bertanya tanya mengenai apakah membaca hadis sama dengan membaca alquran seperti aturan tajwid dan sebagainya. Maka dari itu, alangkah baiknya kita sama sama belajar membaca hadis yang baik dan benar itu seperti apa disini.

Al quran dan hadits merupakan rujukan tervalid dalam ajaran islam. Dari situlah agama islam mendapatkan banyak hukum untuk menyelesaikan setiap perkara dan dijadikan suatu aturan yang mengatur tingkah laku manusia.

Alquran dan hadis adalah suatu hal yang berbeda. Kalau al quran adalah qalam Allah dan hadis adalah segala perbuatan, ucapan, dan diamnya rasul Muhammad. Jadi dalam membaca hal ini juga beda antara hadis dan alquran.

Al quran disampaikan kepada Nabi Muhammad saw dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dengan perkataan. Ya benar, dalam mewahyukan itu hanya menggunakan perkataan saja tidak menggunakan penyampaian dalam bentuk tulisan atau bahkan dalam bentuk file :mrgreen: .

Perbedaan Membaca Hadis dan Al Quran yang Perlu Kalian Tahu

Jadi malaikat Jibril dalam menyampaikan bacaan itu benar benar jelas dan Nabi pun menirukannya. Tapi inilah keajaiban nabi Muhammad, hanya dengan beberapa kali ulangan saja sudah hapal secara jelas selamanya, hal ini tentunya karena terus menerus diulang ulang dibaca dan ada test setiap tahunnya oleh malaikat Jibril.

Jadi dalam menyampaikannya itu menggunakan bacaan langsung atau istilahnya mentalaqqikannya kepada nabi Muhammad.

Jadi saat Allah menyampaikan firman-Nya melalui malaikat jibril itu sama persis dengan bacaan yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Maka dari itulah bahasa alquran itu harus diucapkan benar benar seperti perkataan Allah, jangan sampai salah, walau itu dalam konteks panjang ataupun pendeknya saja.

Maka dari itulah dalam al quran itu mengenal yang namanya ilmu tajwid. Ilmu tajwid ini hukumnya wajib kifayah untuk dipelajari. Namun hukum membaca alquran dengan ilmu tajwid itu hukumnya wajib. Karena jika salah sedikit tentunya bisa mengurangi pahala ataupun bahkan dapat mengubah arti atau makna dalam al quran itu sendiri.

Jadi walau dalam konteksnya sama sama menggunakan bahasa arab, namun wahyu Allah ini memiliki bacaan khusus tak seperti bacaan selain al quran.

Walau sama sama menggunakan teks arab, membacanya tetap saja berbeda antara tulisan biasa dan tulisan al quran. Itulah mengapa umat muslim terikat dengan peraturan tajwid saat membaca al quran.

Membaca alquran menjadi sebuah ibadah mahdhoh atau ibadah khusus yang mana dalam membacanya pun harus sama persis dengan ucapan nabi. Jadi pahala itu bisa tercapai jika di baca secara tartil dan benar.

Baca Juga:
Percakapan Bahasa Jawa 2 Orang Tentang Lingkungan Sekolah Singkat dan Padat

Imam Al-Jazari seorang ulama quro’ pernah mengatakan bahwa membaca alquran yang tidak sesuai dengan hukum illmu tajwid itu hukumnya ialah haram. Maka dari itu kita harus benar benar tahu mengenai apa saja hukum membaca setiap jenis bacaan di Al quran.

Lalu bagaimana dengan cara membaca hadits apakah sama seperti alquran?

 

Sekali lagi bahwa bacaan selain alquran itu bacaanya tidak perlu praktik ilmu tajwid segala (asalkan tidak mengubah maknanya). Jadi bisa dibaca sesuai dengan bahasa Arab sehari-hari. Namun panjang pendeknya pun harus tetap diperhatikan, karena itu bisa mengubah makna.

Karena seringkali saya sendiri menemukan orang yang membaca hadis itu sama dengan al quran, misalnya hukum bacaan seperti ghunnah, iqlab, ikhfa, qolqolah, dan sebagainya jadi kesannya malah aneh. Tapi walaupun begitu bacaan seperti mad, tanwin, dlomah, kasrotain juga tetap harus dibaca demikian jangan diubah ubah.

Jadi intinya kita bisa mengguanakan bahasa sehari hari orang Arab saat membaca hadis. Karena bagaimanapun hadis itu adalah sekumpulan kehidupan nabi yang ditulis oleh sahabat maupun di sampaikan secara turun temurun kepada sahabat. Jadi mereka tentunya menggunakan bahasa arab biasa dalam menuliskan hadis nabi ini. Tidak seperti tulisan alquran.

Sebenarnya pada dasarnya alquran itu tidak ditulis, cuma disampaikan dari mulut ke mulut. Tapi akhirnya ditulis dan diberikan tanda tanda seperti fatah, dhommah, kasroh, sukun, tanwin dan sebagainya untuk memudahkan membaca bagi orang di luar Arab itu sendiri.

Contohnya saat Anda membaca manrobbuka itu bukan marrobbuka, tapi tetap manrobbuka. Paham kan?

Jadi sudah jelas bukan perbedaaan antara membaca alquran dan hadis? Jadi keduanya tidak sama. Kalau alquran itu perlu dan harus pakai tajwid kalau hadits tidak perlu pakai tajwid. Sekian semoga bermanfaat.

Note: Artikel ini dibuat dengan sudah mengedepankan kevalidan isinya. Namun jika ada yang tidak sependapat, maka silakan kontak atau hubungi penulis. Selain itu, baca juga referensi lain seperti di: Ask FM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *