Perkembangan startup di era perkembangan digital saat ini memang begitu pesat. Banyak yang memanfaatkan potensi yang luar biasa dari Indonesia yang merupakan pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara. Hal inilah yang menjadikan banyak startup asing “antusias” untuk menginvestasikan dananya dalam menyasar market lokal.
Indonesia begitu menarik minat para pelaku bisnis terutama startup asing karena memiliki perkembangan digital yang sangat luar biasa.
Perkembangan yang begitu pesat ini dikarenakan presentasi jumlah total populasi yang sudah paham dan selalu butuh akan dunia internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut US Census pada tahun lalu saja, Indonesia memiliki 88.1 juta pengguna internet aktif dari total 259.1 juta. Dan 326.3 juta perangkat mobile saling terhubung di Indonesia. Sungguh luar biasa bukan.
Inilah yang mendasari para start up untuk menggarap market lokal. Salah satunya adalah Grab, startup transportasi online asal negara tetangga, Malaysia.
Grab yang dulunya bernama GrabTaxi sekarang mulai merambah ke berbagai negara di Asia Tenggara untuk melebarkan sayapnya, termasuk Indonesia. Dulunya grab sejak masuk Indonesia pada tahun 2014 hanya menyediakan platform sebagai pengbubung antara konsumen dengan para sopir taxi konvensional.
Sejak tahun 2015, layanannya pun dikembangkan. Ia mulai serius menggarap market lokal karena dinilai dapat memberikan keuntungan yang lebih. Salah satunya adalah menyediakan layanan yang telah dimiliki oleh pesaing bisnis asli Indonesia yaitu Go-Jek. Nama layanannya adalah GrabBike.
Namun dibalik semua itu, dengan datangnya para pendatang asing, misalnya startup transportasi online asal Malaysia satu ini, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi market lokal. Bukan berdampak secara eksistensi semata, melainkan akan menimbulkan dampak ke sendi-sendi lainnya.
Baik secara langsung atau tidak langsung hal itu telah lama dirasakan, terutama bagi para pelaku bisnis serupa, contohnya adalah Go-Jek. Gojek yang merupakan start up transportasi online buatan anak bangsa ini akan menjadi sulit berekspansi ke daerah lain atau ke negara lain jika sudah banyak tempat yang digarap oleh Grab.
Kita sebagai konsumen akan lebih baik jika tidak membiarkan orang asing merusak pasar dalam negeri sendiri. Caranya adalah dengan lebih memilih menggunakan layanan transportasi buatan sendiri yaitu Go-Jek daripada menggunakan layanan dari negeri asing.
Semoga pembahasan ini bisa memberikan pemahaman bagi kita semuanya. Sampai jumpa diartikel selanjutnya.